Sabtu, 19 November 2016

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR
TANAH
Description: D:\storm\file geje\az\Logo-UMP-Berwarna1.jpg
 

                                     





Disusun Oleh :
Havis Ardiansyah                               (1303010015)
Saleh Al Vicks Faiz                            (1303010017)
Mahesa Anggi Pinandita                     (1303010018)
Mufti Fauzi                                         (1303010019)
Randitya Aji Banurestyo                    (1303010020)
Juni Setiawan Dwi L.                         (1303010042)
Awal Ridwanto                                  (1103010033)




PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2014







BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
            Pengukuran dan pemetaan poligon merupakan salah satu metode pengukuran dan pemetaan kerangka dasar horizontal untuk memperoleh koordinat planimetris (X, Y) titik-titik ikat pengukuran. Metode poligon adalah salah satu cara penentuan posisi horizontal banyak titik dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan satu sama lain dengan pengukuran sudut dan jarak sehingga membentuk rangkaian titik-titik (poligon). Dapat disimpulkan bahwa poligon adalah serangkaian garis berurutan yang panjang dan arahnya telah ditentukan dari pengukuran di lapangan.
            Pengukuran poligon sendiri mempunyai maksud dan tujuan untuk menentukan letak titik di atas permukaan bumi serta posisi relatif dari titik lainnya terhadap suatu sistem koordinat tertentu yang dilakukan melalui pengukuran sudut dan jarak dan dihitung terhadap referensi koordinat tertentu. Selanjutnya posisi horizontal/koordinat tersebut digunakan sebagai dasar untuk pemetaan situasi topografi asuatu daerah tertentu.

I.2 Rumusan Masalah
1.         Bagaimana kondisi tanah disekitar gedung Fakultas Ekonomi-UM Purwokerto?

I.3 Ruang Lingkup
1.      Pengukuran sederhana untuk mendapatkan data primer yaitu data luas bangunan atau lahan.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Prinsip kerja pengukuran poligon yaitu mencari sudut jurusan dan jarak dari gabungan beberapa garis yang bersama-sama membentuk kerangka dasar untuk keperluan pemetaan suatu daerah tertentu

II.1  Persyaratan Operasi Theodolit
Syarat–syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite sehingga siap dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah sebagai berikut :
1.      Sumbu I harus tegak lurus dengan sumbu II (dengan menyetel nivo tabung dan nivo kotaknya).
2.      Garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu II.
3.      Garis jurusan nivo skala tegak, harus sejajar dengan indeks skala tegak.
4.      Garis jurusan nivo skala mendatar, harus tegak lurus dengan sumbu II. (syarat 2, 3, dan 4 sudah dipenuhi oleh pabrik pembuatnya).

II.2 Mengatur Sumbu Tegak
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengatur sumbu tegak adalah sebagai berikut:
1.      Usahakan agar nivo lingkaran mendatar sejajar dengan arah 2 sekrup kaki statif.
2.      Tengahkan posisi gelembung nivo dengan cara memutar kedua skrup kaki statif secara bersamaan dengan arah yang berlawanan.
3.      Setelah keadaan gelembung nivo berada di tengah maka putar theodolit 90º, tengahkan posisi gelembung nivo dengan hanya memutar skrup kaki statif yang ketiga
4.      Kemudian kembalikan ke kedudukan semula (sejajar skrup kaki statif 1 dan 2).
5.      Tengahkan kembali posisi nivo apabila gelembung nivo belum berada ditengah.
6.      Kemudian putar theodolit 180º, sehingga nivo berputar mengelilingi sumbu tegak dalam kedudukan nivo yang sejajar dengan skrup kaki kiap 1 dan 2.
7.      Bila garis arah nivo tegak lurus dengan sumbu tegak, maka gelembung nivo akan tetap berada ditengah.

BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT SURVEY

III.1 Tujuan
1.    Mengetahui besar sudut horizontal
2.    Menentukan letak koordinat satu titik
3.    Menghitung azimuth suatu arah
4.    Menghitung kesalahan indeks

III.2 Manfaat
v  Mendapatkan data tentang luas suatu wilayah.














BAB IV
HASIL DAN ANALISA POLIGON
    
A.           Tujuan :
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan letak suatu titik dalam suatu sistem koordinat tertentu dan menerapkan penggunaan alat Theodolit dalam pembuatan kerangka dasar pemetaan.
B.            Peralatan yang diperlukan :
1.        Theodolite                          1 buah
2.        Unting –unting                   1 buah
3.        Kompas                              1 buah
4.        Rambu Ukur                       1 buah
5.        Meteran                              1 buah
6.        Patok                                  7 buah
7.        Statif                                   1 buah
C.           Cara Kerja
1.        Meletakkan patok-patok pada area lapangan sesuai dengan sketsa yang telah dibuat (A, B, C ,D ,E ,F)
2.        Memasang Theodolite di atas statif pada titik A (titik awal) kemudian mengatur gelembung nivo agar berada di tengah dan memastikan Theodolite tegak lurus terhadap batch mark sehingga diperoleh sudut vertikal 90°
3.        Membidikkan Theodolite ke titik F dan lakukan pembacaan sudut, benang atas, benang tengah, dan benang bawah.
4.        Mengitung jarak antara titik A dan F dengan menggunakan pita ukur.
5.        Setelah itu, membidikkan Theodolite ke titik B kemudian catat sudut horizontal, benang atas, benang tengah, benang bawah.
6.        Menhitung jarak antara titik A dan B dengan menggunakan pita ukur.
7.        Memindahkan Theodolite ke titik B kemudian mengatur gelembung noivo agar berada di tengah dan memastikan Theodolite tegak lurus terhadap bench mark sehingga diperoleh sudut vertikal 90°
8.        Membidikkan Theodolite searah jarum jam ke titik C dan melakukan pembacaan sudut, benang atas, benang tengah, dan benang bawah.
9.        Menghitung jarak antara titik A dan B dengan menggunakan pita ukur.
10.    Setelah itu, membidikan Theodolite ke titik A kemudian catat sudut horizontal, benang atasm benang tengah, dan benang bawah.
11.    Memindahkan Theodolite ke titik C kemudian mengatur gelembung nivo agar berada di tengah dan memastikan Theodolite tegak lurus terhadap batch mark sehingga diperoleh sudut vertikal 90°
12.    Menghitung tinggi alat di titik C dengan menggunakan pita ukir.
13.    Membidikkan Theodolite searah jarum jam ke titik D dan lakukan pembacaan sudut, benang atas, benang tengah, dan benang bawah.
14.    Menghitung jarak antara titik C dan D dengan menggunakan pita ukur.
15.    Setelah itu, membidikkan Theodolite ke titik B kemudian catat sudut horizontal, benang atas, benang tengah, dan benang bawah.
16.    Memindahkan Theodolite ke titik D kemudian mengatur gelembung nivo agar berada di tengah dan memastikan Theodolite tegak lurus terhadap bench mark sehingga diperoleh sudut vertikal 90°
17.    Membidikkan Theodolite searah jarum jam ke titik E dan lakukan pembacaan sudut, benang atas, benang tengah, dan benang bawah.
18.    Menghitung jarak antara titik D dan E dengan menggunakan pita ukur.
19.    Setelah itu, membidikkan Theodolite ke titik C kemudian catat sudut horizontal, benang atas, benang tengah, dan benang bawah.
20.    Memindahkan Theodolite ke titik E kemudian mengatur gelembung nivo agar berada di tengah dan memastikan Theodolite tegak lurus terhadap bench mark sehingga diperoleh sudut vertikal 90°
21.    Membidikkan Theodolite searah jarum jam ke titik F dan lakukan pembacaan sudut, benang atas, benang tengah, dan benang bawah.
22.    Menghitung jarak antara titik E dan F dengan menggunakan pita ukur.
23.    Setelah itu, membidikkan Theodolite ke titik D kemudian catat sudut horizontal, benang atas, benang tengah, dan benang bawah.
24.    Memindahkan Theodolite ke titik F kemudian mengatur gelembung nivo agar berada di tengah dan memastikan Theodolite tegak lurus terhadap bench mark sehingga diperoleh sudut vertikal 90°
25.    Membidikkan Theodolite searah jarum jam ke titik A dan lakukan pembacaan sudut, benang atas, benang tengah, dan benang bawah.
26.    Setelah itu, membidikkan Theodolite ke titik E kemudian catat sudut horizontal, benang atas, benang tengah, dan benang bawah.

D.           Data Praktikum
Titik
Letak Theodolite

Titik

BA

BT

BB

HA

VA

Di
Lapangan
P1
P1 – T1
140
127
114
354º50’20”
90
26 m
T1
T1 – T2
172,9
162
151,1
358º01’20”
90
21,8 m
T2
T2 – T3
116,1
105,8
95,5
271º04’20”
90
20,6 m
T3
T3 – T4
152,6
142,8
133
175º56’20”
90
19.6 m
T4
T4T5
173,5
159,5
145,5
178º1420
90
28 m
T5
T5T6
164,3
160
155,7
90º3840
90
8,6 m
T6
T6P1
154
147
140
88º1000
90
14 m






1.    Sudut dalam sebelum koreksi
TITIK
BESAR SUDUT
P1
83°14’25” 
T1
183°10’60”
T2
90°3’0” 
T3
 87°52’0”
T4
179°17’20” 
T5
180°56’75”
T6
 92°24’20”
JUMLAH SUDUT DALAM =
896°59’20”

2.    Koreksi Sudut
·      Polygon segi-n
R = (n-2) x 180° = (7-2) x 180° =  900°0’0’’
·      Faktor Koreksi
F = (900° - jumlah sudut dalam) / n=
(900°0’0” - 896°59’20”) / n= 0°25’48,55”
3.    Sudut setelah dikoreksi
TITIK
BESAR SUDUT DALAM
A
83°40’13,55”
B
183°36’48,55”
C
90°28’48,56”
D
88°17’48,56”
E
179°43’8,56”
F
181°23’3,55”
G
92°50’8,56”
JUMLAH SUDUT DALAM =  
900°00’00”






4.    Sudut Jurusan
TITIK
BESAR SUDUT DALAM
Azimuth
92°24’20”
A – B
356°4’33,56”
B – C
359°41’22,1” 
C – D
 270°10’10,6”
D – E
 178°27’59,2”
E – F
 178°11’7,76”
F – G
 179°34’11,3”
G - A
92°24’20”

E.       Pengolahan Data
Jarak
1.    Proyeksi terhadap sumbu X
dij x = Lij sin αij
αij    = Sudut Jurusan
Lij    = di lapangan
Ketentuan : Timur = +                                                     Barat = -
Titik
Lij (m)
Oij
Hasil (dy x)
koreksi

P1 – T1
26
356°4’33,56”
-   1,779
1,154
-   0,625
T1 – T2
21,8
359°41’22,1” 
-   0,118
1,155
1,037
T2 – T3
20,6
 270°10’10,6”
-   20,599
1,155
-19,444
T3 – T4
19,6
 178°27’59,2”
-   0, 524
1,154
0,63
T4 – T5
28
 178°11’7,76”
0,886
1,155
2,041
T5 – T6
8,6
 179°34’11,3”
0,064
1,155
1,219
T6 – P1
14
92°24’20”
13,987
1,155
15,142
X
158,2

-   8,082



2.    Proyeksi terhadap sumbu Y
dij Y = Lij sin αij
αij    = Sudut Jurusan
Lij    = di lapangan
Ketentuan : Utara = +                                                                  Selatan = -
Titik
Lij (m)
Oij
Hasil (dy x)
Koreksi

P1 – T1
26
356°4’33,56”
25,939
1,280
27,219
T1 – T2
21,8
359°41’22,1” 
21,799
1,281
23,08
T2 – T3
20,6
 270°10’10,6”
0,060
1,281
1,34
T3 – T4
19,6
 178°27’59,2”
-  19,592
1,281
- 18,311
T4 – T5
28
 178°11’7,76”
-   27,985
1,281
-   26,704
T5 – T6
8,6
 179°34’11,3”
-  8,599
1,281
-  7,318
T6 – P1
14
92°24’20”
-  0,587
1,281
0,694
158,2

-   8,966

0, 00

Perhitungan Kesalahan
d lapangan
d optis
Kesalahan (%)
26
26
0
21,8
22
0,9174
20,6
21
1,9417
19,6
20
2,0408
28
28
0
8,6
9
4,6511
14
14
0






Plot Titik
X = DLapangan . Sin a
Y = DLapangan . Cos a
Titik
X
Y
I
-   0,625
27,219
II
1,037
23,08
III
-19,444
1,34
IV
0,63
- 18,311
V
2,041
-   26,704
VI
1,219
-  7,318
VII
15,142
0,694

F.            Analisa
1. Analisa Praktikum
2. Analisa Hasil
3. Analisa Kesalahan










G.        Gambar Poligon
            Description: C:\Users\user\Pictures\jhhvcjvcjvajca.jpg






BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang kami lakukan maka dapat kami simpulkan bahwa :
1.    Theodolit adalah alat ruang yang digunakan untuk mengukur sudut jurusan, jarak dan beda tinggi titik di permukaan tanah.
2.    Dari pelaksanaan praktek tersebut didapatkan sudut sebesar 896°59’20” dan koreksi sudut sebesar 0°25’48,55”

V.2 Saran
Saran-saran yang dapat kami berikan bertolak dari kesimpulan yang kami buat Adalah :
1.      Agar waktu pelaksanaan praktikum dapat dipercepat sehingga dalam pembuatan laporan tidak terburu-buru.
2.      Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang besar sebaiknya dalam menjalankan praktikum, praktikan harus dibimbing sebaik-baiknya mengingat praktikan baru pertama kali melakukan pengukuran seperti ini.
3.      Usahakan alat tetap terjaga dengan baik jangan sampai jatuh apalagi rusak.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar